Puasa Syawal 6 Hari Untuk 1 Tahun
Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dijalankan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Adapun puasa Syawal merupakan puasa yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW.
Lantas, apakah puasa Syawal harus dilakukan enam hari berturut-turut di bulan Syawal?
Atau boleh dilakukan selang-seling?
Dikutip dari laman Bima Islam Kemenag RI via Serambi News, disebutkan idealnya, puasa Syawal dilakukan secara berurutan dengan Ramadan.
Yakni mulai tanggal 2 Syawal hingga tanggal 7 Syawal.
Mengapa tidak dimulai langsung sejak tanggal 1 Syawal?
Karena tanggal 1 Syawal merupakan Hari Raya Idul Fitri dan di hari tersebut kita diharamkan untuk berpuasa sebagaimana di tanggal 10 Dzulhijah dan tanggal 11, 12, serta 13 Dzulhijah (hari-hari tasyriq).
Lantas bagaimana jika puasa sunnah Syawal secara selang-seling dalam arti tidak berurutan?
Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nihayah al-Zain, h.197 menyatakan:
‘Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh.’
Dari penjelasan Syekh Nawawi bahwasanya berpuasa sunnah Syawal secara berturut-turut sebanyak 6 hari yakni dari tanggal 2 hingga 7 Syawal hukumnya adalah lebih utama.
Namun boleh juga melakukannya secara terpisah-pisah, yang terpenting dilakukan selama masih berada di bulan Syawal.
Bahkan dijelaskan pula oleh Imam Nawawi bahwa kalaupun kita melewatkan melakukan puasa Syawal di bulan Syawal, kita bisa mengqadlanya di bulan berikutnya.
Sementara dikutip dari laman Kemenag Sumsel, puasa Syawal boleh dilakukan berurutan sejak tanggal dua Syawal sebagaimana pendapat Imam Syafi`i.
Atau boleh juga tidak berurutan yang penting enam hari pada bulan Syawal sebagaimana pendapat Jumhur ulama seperti Imam Waki` dan Imam Ahmad.
Adapun puasa Syawal enam hari ini memiliki manfaat diantaranya, pahalanya sama dengan puasa satu tahun penuh sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Kedua, puasa pada bulan Syawal dan Sya`ban seperti salat sunnat rawatib.
Fungsinya untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam salat wajib.
Karena, kelak pada hari Kiamat, pahala wajib dapat disempurnakan dengan amalan sunnah.
Ketiga, dengan puasa enam hari pada bulan Syawal di antara ciri puasa Ramadannya diterima oleh Allah.
Karena apabila Allah menerima amal ibadah seseorang, Allah akan memudahkan orang tersebut untuk melakukan amal shaleh lainnya.